[FREE] Novel Bab 2 : Sial Yang Adil
Sebuah novel untuk kamu yang sering mengaduh dan mengeluh, namun tidak menyerah dan berjuang bersama tubuh, menolak luluh pada bahagia yang kadang sulit direngkuh.
Dongeng Malam 1
Bunga wisteria yang menggantung saat mekar di musim semi selalu berhasil menciptakan terowongannya sendiri dengan pesona dan bius warna-warninya. Meski terlihat indah dan unik namun bunga ini mengandung racun yang disebut saponin. Setiap kali angin berhembus, beberapa kelopaknya terbang liar merayakan kebebasan mereka.
Takdir tak ubahnya seperti kelopak bunga yang terbang terbawa angin, membawamu ke peristiwa atau seseorang yang memang ditakdirkan untukmu. Kita memang tidak pernah tahu, takdir seperti apa yang akan terjadi dan dipertemukan dengan kita. Tapi aku yakin, apapun itu selalu ada hal baik yang menunggu di akhir. Karena dunia ini adil. Jika bagimu tidak, maka itu berarti kamu hanya belum sampai di waktu untuk memahaminya.
Alkisah di suatu hutan yang rimbun, seekor kelinci sedang menyatakan cintanya pada kura-kura.
"Kenapa kamu mencintaiku? Aku lambat dan tidak sebanding denganmu. Carilah pasangan dari jenismu dan berbahagialah dengannya." tanya kura-kura yang bingung.
"Kenapa kamu menolakku? Aku bersungguh-sungguh karena kamu selalu berhasil membuatku tertawa saat bersamamu." jawab kelinci yakin.
Mendengar jawaban kelinci, kura-kura menghela napas, "Kenapa juga kamu sangat mudah jatuh cinta pada yang bisa membuatmu tertawa?" tanya kura-kura lagi.
Kelinci diam tak punya jawaban, lalu pergi meninggalkan kura-kura. Kura-kura berpikir akhirnya dia berhasil mengalahkan kelinci dari pernyataan cintanya.
Namun keesokan harinya, kelinci kembali menemui kura-kura. Kelinci berkata, dia sudah tahu jawaban dari pertanyaan kura-kura, dan hanya jika kura-kura menerima cintanya dia baru akan memberi tahu.
Kura-kura terdiam, sejujurnya dia penasaran dengan jawaban kelinci. Jadilah kura-kura mengiyakan syarat kelinci.
Kelinci kemudian menepati janjinya dan menjawab, "Aku selalu mudah jatuh cinta dan ingin terus menempel pada dia yang bisa membuatku tertawa. Awalnya aku pikir itu wajar, rata-rata semua begitu. Tapi, akhirnya aku sadar satu hal. Selama ini semua mengenal aku sebagai yang ceria tapi itu semua palsu, aku berusaha keras agar mereka berpikir begitu dan menyimpan sedihku hanya untukku sendiri. Makanya aku segampang dan semudah itu senang pada dia yang bisa membuatku tertawa karena aku ingin terus tertawa tanpa pura-pura."
Kelinci melanjutkan, "Aku sungguh mencintaimu kura-kura, tanpa pura-pura".